Diberdayakan oleh Blogger.

WIRAUSAHAWAN ELANG GUMILANG DI BISNIS PROPERTI



Wirausahawan Elang Gumilang Di Bisnis Properti

       Elang Gumilang pemuda kelahiran Bogor 6 April 1985 umur 24 tahun, mahasiswa sekaligus direktur utama sebuah pengembangan perumahan. Elang pernah muncul sebagai juara ketiga Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama.  Seorang kontraktor bukan mustahil bagi Elang Gumilang untuk mencoba segala jenis usaha. Awal tahun 2005, ketika ia masih menjadi mahasiswa di IPB, ia membeli sepetak tanah dan mulai mmebnagun rumah pertamanya. Modalnya dari patungan bersama teman-teman semasa SMA nya dan kuliahnya. Rumah sederhana berukuran 22 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi itu langsung laku ketika selesai dibangun. Terbukti orang perlu akan rumah murah seharga 25 jutaan yaitu harga yang bagi sebagian kalangan menengah keatas tak akan cukup untuk membeli sebuah tas bermerk namun sangat dibutuhkan oleh kalangan bawah.
Saat itu jumlah pekerja Elang masih 7 orang untuk mengurus administrasi hingga pemasaran. Namun bisnisnya ini berakar dan menggeliat hingga tumbuh. Dari satu unit bertambah hingga tiga unit, bertambah terus hingga mencapai 200 an rumah dibangunnya. Setelah berhasil membangun dan memasarkan rumahnya, Elang Gumilang dengan kecerdasan bisnisnya kemudian mentargetkan membangun 2000 unit rumah sederhana. Dibawah bendera Semesta Guna Grup, perusahaan miliknya ia berusaha mewujudkan targetnya. Dalam waktu setahun, investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah yang tadinya bernilai 50 ribu melejit hingga 5 kali lipat dalam dua semester. Omset pertahunnya pasti bikin pengusaha manapun berdecak kagum, mengingat awal mula sepak terjangnya  karena tak kurang dari 20 miliar per tahun dapat ia bukukan. Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah 80 miliar hingga 100 miliar ke bisnisnya. Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB, anak dari pasangan H. Enceh dan Hj. Prianti, kini bisa mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya dan telah mengepakkan sayap bisnisnya sejauuh yang ia bisa dan setinggi yang dapat ia capai.
Seorang Elang Gumilang, bukan saja dikenal sebagai pioner pemain properti yang sukses, namun juga seorang yang cukup mempunyai jiwa dermawan yang cukup tinggi. Ya, beliau adalah seorang pemain bisnis properti dengan konsep yang Rasullulloh ajarkan, pernah membangun perumahan murah di Bandung. Beliau ketika membangun dan mengembangkan bisnis properti bukan melulu menyasar konsumen kelas atas, namun cukup jeli dan cukup jitu dengan membidik kelas ekonomi kelas menengah kebawah dengan harga perumahan yang cukup bersahabat. Lihat saja, dalam salah satu liputan kepiawaian seorang Elang Gumilang menyasar dengan membuat perumahan murah. Ada salah satu konsumen yang sangat-sangat mengucapkan terima kasih kepada nak Elang Gumilang ini, karena hanya bekerja sebagai tukang tambal ban bisa membeli perumahan yang di develop oleh anak muda ini. Dengan harga yang murah dan ramah, dia mampu menjual perumahan yang sangat ramah untuk kantong. Jadi gak perlu harus kaya untuk bisa membeli perumahan yang di bangun oleh Elang Gumilang. Orang-orang kelas ekonomi yang biasa-biasa saja mampu untuk membelinya. Jadi ketika si Elang banyak memberikan kemudahan bagi orang-orang kecil dengan tidak langsung Elang Gumilang mendapatkan yang lebih dari proses bisnis ini. Beliau sampai kuawalahan menerima pesanan rumah super murah dan hemat ini. Berikut adalah 7 tips bisnis properti Elang Gumilang yaitu :
1.             Riset Pasar Untuk Konseumen Perumahan
2.             Plan Bisnis Yang Matang
3.             Berburu Lahan Yang Murah
4.             Action
5.             Teknik Pemasaran Yang Unik
6.             Berbagi Manfaat
7.             Berdoa

Sumber :


Read  Comments